Seksus Nabawi Mulai Sibuk Antar Jemaah Lupa Jalan ke Pemondokan

By Admin

nusakini.com--Lebih dari enam ribu jemaah haji Indonesia sudah berada di Madinah. Mereka ikut memadati Masjid Nabawi, khususnya saat waktu salat. Sebagain dari mereka ada juga yang lupa jalan pulang hingga Sektor Khusus (Seksus) Masjid Nabawi mulai sibuk mengantar. 

"Kemarin, rata-rata tiap orang yang bertugas di Sektor Khusus Nabawi mengantarkan 7 - 10 orang yang tersesat mencari rombongannya atau tidak tahu hotelnya di mana," ungkap Bripka Nasoka Sukardi Dawwam, petugas Perlindungan Jamaah (linjam) di Masjid Nabawi, Minggu (30/07). 

Masjid Nabawi memiliki 40 pintu dari berbagai arah. Pintu-pintu tersebut sebetulnya ditandai dengan nomor. Tapi sebagian jemaah kemungkinan abai dengan penanda tersebut sehingga ketika keluar mereka tak tahu lewat pintu nomor berapa. 

"Kalau ada jemaah sendirian tolah-toleh, itu pasti bingung pulang. Begitu pula kalau ada yang itikaf di dalam masjid terlampau lama, bisa jadi itu juga bingung. Dia nggak berani keluar dan berharap bertemu anggota rombongannya di dalam," kata Nasoka. 

Dalam kondisi itulah, petugas proaktif. Jemaah tersebut dikonfirmasi. Kalau benar jemaah lupa jalan pulang, petugas akan menunjukkan. Bahkan sampai mengantar ke pemondokan. 

Daker Madinah terbagi dalam lima sektor perumahan dan satu sektor khusus Masjid Nabawi. Seksus Nabawi memiliki empat pos. Masing-masing pos terdiri dari 1 linjam dan 1 mukimim (petugas haji yang direkrut dari warga Indonesia yang mukim di Arab Saudi). Khusus Pos 1 atau utama, ada 1 linjam dan 2 mukimim. 

"Mukimim diperlukan agar mempermudah petugas saat berkomunikasi dengan aparat dari Arab Saudi," sebut anggota Brimob Kelapa Dua ini. 

Menurutnya, ada beberapa kemungkinan yang membuat jamaah lupa jalan pulang. Jemaah lupa atau bingung, bisa jadi karena baru sampai di hotel, jemaah langsung ke Masjid Nabawi tanpa orientasi dan survei lokasi. "Ada orang tua yang asal ikut pembimbingnya. Berhubung dia sudah uzur akhirnya tertinggal dari rombongan," katanya. 

“Jamaah yang tersesat umumnya kalangan orang tua sepuh,” sambungnya. 

Salah satunya adalah yang dialami kakek asal Surabaya. Pria berusia lanjut dengan ikat leher warna oranye dan peci berlogo bendera Merah Putih ini terlihat jalan sendiri sambil menoleh ke kanan dan kiri saat bertemu tim Media Center Haji. "Saudara saya belum kembali ke pemondokan," katanya. 

Pria asal Surabaya ini menceritakan saat salat Subuh, dia harus berpisah dengan saudarinya karena tempat salat untuk pria dan wanita memang terpisah. Usai salat, dia mencari saudarinya tapi tak ketemu. Kemudian ia pulang ke pemondokan dan saudarinya belum kembali. 

Pria tersebut kami antar ke petugas sektor khusus. Petugas memastikan akan membantu. Jemaah itupun terlihat tenang. 

Namun demikian, ada juga jemaah usia muda yang lupa jalan pulang. Jemaah asal Padang, Tenjial Syafruddin Isa (23) misalnya, terlihat bingung di pintu masuk makam Nabi Muhammad. Dia tak tahu keberadaan 4 anggota keluarganya dan tak berani masuk makam Nabi karena khawatir tersesat. Beruntung 30 menit kemudian, anggota keluarganya datang menghampirinya. 

"Terima kasih telah ditemani ya. Kami pulang dulu ke pemondokan," tutur mahasiswa Universitas Riau (Unri) Pekanbaru Riau ini kepada kami, Tim Media Center Haji (MCH). (p/ab)